Kamis, 02 Agustus 2012

Mengobati Penyakit Hepatits


Hepatitis

Pasien hepatitis atau radang hati biasanya mengalami perubahan warna kulit dan bagian putih mata menjadi kekuningan. Oleh karena itu masyarakat menyebut hepatitis sebagai penyakit kuning. Munculnya warna kuning akibat pengendapan pigmen bilirubin dari cairan empedu. Bilirubin merupakan pigmen kuning yang dihasilkan oleh pemecahan hemoglobin  (Hb) di hati. Urin penderita pun kuning atau kecoklatan mirip air teh.

Menurut dr Primal Sudjana, SpPDKPTI, spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, hepatitis disebabkan virus. Di Indonesia virus yang paling banyak menyerang adalah virus hepatitis A, B, C. Bila serangan virus itu dibiarkan hingga 6 bulan, mengakibatkan akut. Enam bulan berikutnya menimbulkan sirosis atau pengerasan hati dan dapat menyebabkan kematian. Penyakit hati tergolong ancaman serius di Indonesia. Ia menduduki peringkat ke-8 penyebab kematian di tanah air. Sebanyak 5,1% kematian disebabkan hepatitis.

Hepatitis A tergolong hepatitis ringan dan jarang sekali menyebabkan kematian. Virus hepatitis A biasanya menyebar melalui kotoran/tinja penderita. Karena itu waspadalah mengkonsumsi ikan atau kerang yang berasal dari perairan yang tercemar kotoran manusia penderita. Penyakit hepatitis A memiliki masa inkubasi 2 sampai 6 minggu sejak penularan.

Hepatitis B tergolong penyakit berbahaya di dunia. 
Virus hepatitis B (VHB) dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun. Hepatitis B dapat ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh atau kontak dengan darah pasien seperti hubungan seksual, transfusi darah, jarum suntik, maupun penggunaan alat kebersihan diri (sikat gigi, handuk) secara bersama-sama. Penderita hepatitis B kronik cenderung tidak menampakkan gejala seperti demam, lemas, dan kuning dibagian putih mata. Karena itu untuk mendiagnosisnya perlu pemeriksaan darah. Setelah itu baru dilanjutkan dengan pengobatan telan (oral) dan injeksi.

Penyakit hepatitis C tidak kalah berbahaya. Seperti halnya hepatitis B, pasien hepatitis C terkadang tidak menampakan gejala yang jelas. Sebanyak 85% pasien hepatitis C kronik menyebabkan kerusakan sel-sel hati dan kanker.

Zait Saudana kapsul minyak ekstrak Habbatussauda

Ekstrak habbatussauda mempunyai mekanisme yang sama 
atau mirip seperti silymarin dalam mengatasi penyakit hati. 
Keampuhannya dalam melindungi hati dibuktikan oleh 
Nevin Ilham dan Dilara Seckin, peneliti dari 
Departemen Biokimia Firat Universitesi di Turki 
terhadap 27 tikus wistar albino. 
Hewan percobaan itu dibagi ke dalam 3 kelompok. 
Kelompok I merupakan kontrol. 

Tikus pada kelompok II diinjeksi karbon tetrakloridin (CCl4) 
dengan dosis 0,15 ml/100 g bobot tubuh 3 kali seminggu selama 4 minggu. Sedangkan pada kelompok III tikus diberi CCl4 dengan dosis sama kelompok II, plus diberi asupan ekstrak habbatussauda dengan dosis 800 mg/kg bobot tubuh setiap hari selama 4 minggu.

Hasilnya kadar aspartat transaminase (AST), alanine transaminase (ALT), malondialdehyde (MDA) tikus yang diberi ekstrak habbatussauda menurun dari masing-masing 1.043,7 U/I, 247,9 U/I, dan 7,42 nmol/ml, menjadi 287,3 U/I, 48,4 U/I dan 4,46 nmol/ml. AST dan ALT enzim yang terdapat pada jaringan hati. Jika ada gangguan hati kadar kedua enzim itu melonjak.

Sedangkan MDA menjadi indikator terjadinya peroksidasi lipid. Peroksidasi lemak merupakan proses yang kompleks akibat reaksi asam lemak tak jenuh ganda menyusun fosfolipid membran sel dengan senyawa oksigen reaktif (SOR) membentuk hidroperoksida. SOR ialah senyawa yang sebagian besar terdiri atas molekul oksigen tanpa pasangan elektron sehingga lebih reaktif alias bersifat radikal bebas. Pada gangguan hati kadar MDA juga meningkat.

Keampuhan ekstrak habbatussauda' melindungi hati berkat senyawa timokuinon. Senyawa itu menghambat peroksidasi lemak nonenzimatik di liposom. Senyawa lain seperti carvacol, t-anethole, dan 4-terpineol juga bersifat antioksidan yang berperan sebagai penangkal radikal bebas. Itu terlihat dari peningkatan kadar enzim antioksi dan superoxide dismutase (SOD) dan glutathione peroxidase(GSH-Px) masing-masing dari 1.688,4 U/g Hb dan 31,6 U/g Hb menjadi 1.912,9 U/g Hb dan 48,36 U/g Hb pada tikus yang diberi asupan ekstrak habbatussauda.

Untuk Pemesanan Minyak Ekstrak Habatus sauda silahkan 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar